Sabtu, 01 Januari 2011

aktiva berwujud

Aktiva Tetap Berwujud dan Penyusutan
A. Pengertian aktiva tetap berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Isitlah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam – macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin – mesin, alat – alat, kendaraan, mebel dan lain – lain. Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
B. Penggolongan Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva tetap berwujud dibedakan menjadi 3 golongan:
1. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas.
Terhadap golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas. Contoh : tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor; tanah untuk pertanian
2. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aktiva ini harus disusut selama masa kegunaannya. Contoh : bangunan, mesin dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transport.
3. Aktiva tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan
aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis.
Contoh : sumber alam: tambang, hutan.

Akuntansi atas aktiva tetap secara umum dibagi atas tiga, yaitu:
1. Akuntansi saat perolehan (accounting for acquisition of plant assets)
2. Akuntansi saat penggunaan (accounting for usage of plant assets)
3. Akuntansi saat pelepasan (accounting for disposal of plant assets).
C. Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam – macam maka masing – masing jenis mempunyai masalah – masalah khusus yang akan dibicarakan berikut ini :
1. Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti :
a. Harga beli
b. Komisi pembelian
c. Bea balik nama
d. Biaya penelitian tanah
e. Iuran – iuran (pajak – pajak) selama tanah belum dipakai
f. Biaya merobohkan bangunan lama
g. Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian
h. Pajak – Pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah
2. Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
a. Harga beli
b. Biaya Perbaikan sebelum gedung itu dipakai
c. Komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Pajak – Pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian
3. Mesin dan alat – alat
Yang merupakan harga perolehan meisn dan alat – alat adalah
a. Harga beli
b. Pajak – pajak yang menjadi beban pembeli
c. Biaya angkut
d. Asuransi selama dalam perjalanan
e. Biaya pemasangan
f. Biaya – biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
4. Alat – Alat Kerja
5. Pattern dan dies atau Cetakan – Cetakan
6. Perabotan dan Alat – Alat Kantor
Pembelian atau pembuatan alat – alat harus dipisahkan – pisahkan untuk fungsi – fungsi produksi, penjulaan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada maisng – masing fungsi tersebut.
7. Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda
D. Cara – Cara Perolehan Aktiva Tetap
1. Pembelian Tunai
Misal: Membeli mobil seharga Rp 40.000.000,00
Jurnal:
Kendaraan Rp 40.000.000,00
Kas Rp 40.000..000,00
2. Pembelian angsuran
Kendaraan Rp 40.000.000,00
Hutang Rp 40.000..000,00
3. Ditukar dengan Surat – surat Berharga
Contoh:
“ PT. Reksa menukarkan sebuah mesin dengan 2000 lembar saham biasa nominal Rp. 8000,00. Pada saat pertukaran, harga pasar saham sebesar Rp. 9000,00. Bagaimana pencatatannya?
Jawab:
Mesin Rp. 18.000.000,00
Modal saham biasa Rp. 16.000.000,00
Agio saham Rp. 2.000.000,00
Berikut pencatatan bila harga pasar saham tidak diketahui:
Mesin Rp. 16.000.000,00
Modal saham biasa Rp. 16.000.000,00
4. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
a. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Contoh:
Pada April 2010 PT Semesta menukar mesin produksi dengar truk baru. HP mesin produksi Rp. 10.000.000,00. Akumulsi depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp. 6.000.000,00 sehingga nilai bukunya sebesar Rp. 4.000.000,00. Harga pasar mesin tersebut Rp. 5.000.000,00 dan PT Semesta harus membayar uang Rp. 8.000.000,00. Buatlah jurnalnya?
Jawab:
HP truk:
Uang tunai : Rp 8.000.000,00
Harga pasar mesin : Rp 5.000.000,00
Rp 13.000.000,00


Harga pasar mesin : Rp 5.000.000,00
Mesin Harga perolehan mesin : Rp 10.000.000,00
Akumulasi depresiasi mesin : Rp 6.000.000,00
Nilai buku : Rp 4.000.000,00
Laba Rp 1.000.000,00

Jurnal:
Truk : Rp 13.000.000,00
Akumulasi depresiasi mesin : Rp 6.000.000,00
Kas : Rp 8.000.000,00
Laba : Rp 1.000.000,00
Mesin : Rp 10.000.000,00


5. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran merek A dengan merek B, dan seterusnya.


6. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
7. Aktiva yang Dibuat sendiri




E. Biaya – Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva
1. Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Reparasi besar biasanya terjadi selah beberapa than, sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan dalam periode – periode yang menerima manfaat
2. Penggantian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
F. Pemberhentian Aktiva

Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.
Asuransi Kebakaran
Perusaahan biasanya mengasuransikan harta benda terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis. Perusahan asuransi akan mengganti kerugian dalam hal adanya kebakaran, maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis
Asuransi Bersama
Syarat asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa apabila harta benda diasuransikan (dipertanggung jawabkan) dengan jumlah yanglebih rendah dari pada suatu persentase tertentu dari pasar benda tersebut pada saat terjadinya kebakaran, maka perusahan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut : jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi bersama jumlah pertanggungan dalam polis jumlah kerugian yang sebenarnya.
Polis Gabungan
Apabila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva – aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran
Pencatatan Asuransi Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah – langkah yang dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
• Menyusun kembali catatan – catatan yang terbakar
• Menyesuaikan buku – buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat kejadiannya kebakaran
• Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar
• Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya – biaya yant timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran
• Menetukan jumlah yang diterima dari perusahaan asuransi
• Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari penjualan aktiva yang terbakar
• Menutup saldo rekening kerugian ke rekening laba rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran


G. KONSEP DEPRESIASI AKTIVA TETAP

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya
selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan bukan proses penilaian aktiva. Latar belakang dilakukannya depresiasi adalah : Kemampuan suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa semakin menurun, baik secara fisik dan fungsinya. Pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang baru. Saldo rekening Akumulasi Depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah
dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.

H. METODE DEPRESIASI

Depresiasi periodik didasarkan pada tiga faktor berikut :
1. Harga perolehan
2. Nilai residu
3. Masa manfaat

1. Berdasarkan waktu
a. Metode garis lurus (straight line method).
Dalam metode ini, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap. Depresiasi tiap tahun dihitung dengan rumus:
Depresiasi = HP-NS
n

Dimana : HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa
n = Taksiran umur kegunaan

Contoh perhitungan metode garis lurus:

LATIFAH telah menbeli sebuah mesin cetak digital seharga Rp. 30.000.000,00. Mesin tersebut di atas diperkirakan akan berumur 5 tahunb dengan nilai residu sebesar Rp. 5.000.000,00.

Untuk menghitung besarnya berapa beban penyusutan pertahun adalah sebagai berikut:
DP= 30.000.000,00-5.000.000,00 = Rp 5.000.000
5
Tahun Debit Depresiasi Kredit depresiasi Total akumulasi depresiasi Nilai buku
30.000.000
1 5.000.000 5.000.000 5.000.000 25.000.000
2 5.000.000 5.000.000 10.000.000 20.000.000
3 5.000.000 5.000.000 15.000.000 15.000.000
4 5.000.000 5.000.000 20.000.000 10.000.000
5 5.000.000 5.000.000 25.000.000 5.000.000

b. Metode Saldo Menurun (double declining balance)
Pada metode ini biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun, hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua, sehingga metode ini sering disebut sebagai metode saldo menurun ganda (double declining balance method) Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Nilai Buku pada Awal Tahun x Tarif Depresiasi = Biaya Depresiasi

Oleh karena metode saldo menurun ganda menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal, maka metode ini sering disebut sebagai metode depresiasi dipercepat.
Contoh perhitungan metode saldo menurun:
Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal pada metode garis lurus yaitu PT. LATIFAH.
Tarif depresiasi = 100% : 5 tahun x 2 = 40 % /tahun
Tahun Harga Perolehan Tarif deprssi Beban depss Akumulasi deprss Nilai buku
1 30.000.000 40% 12.000.000 12.000.000 18.000.000
2 18.000.000 40% 7.200.000 19.200.000 10.800.000
3 10.800.000 40% 4.320.000 23.250.000 6.480.000
4 6.480.000 40% 2.592.000 25.842.000 3.888.000
5 3.888.000 40% 1.555.200 27.397.200 2.332.800

2. Berdasarkan penggunaan
a. Metode jam jasa (service hours method).
Digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasar proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Depresiasi dalam metode ini dapat dihitung sebagai berikut:
Depresiasi /jam = HP-NS
n
Dimana: n = taksiran jam jasa


b. Metode jumlah unit produksi (productive output method).
Metode ini menunjukkan umur kegunaan aktiva tetap ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Depresias per unit produk dapat dihitung sebagai berikut:

Depresiasi/unit = HP-NS
n
Dimana : n = taksiran hasil produksi

Contoh perhitungan metode satuan hasil atau produksi:
Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal PT. LATIFAH.
- Kapasitas produksi total cetak mesin 1000.000 unit
- Produksi aktual Tahun 1 sebesar 250.000 unit
- Produksi aktual tahun 2 sebesar 230.000 unit
- Produksi aktual tahun 3 sebesar 210.000 unit
- Produksi aktual tahun 4 sebesar 170.000 unit
- Produksi aktual tahun 5 sebesar 140.000 unit
Depresiasi/unit = HP-NS
n
= Rp.30.000.000 - 5.000.000 unit
1.000.000
= Rp. 25
Tahun Jmlh produksi Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku
30.000.000
1 250.000 6.250.000 6.250.000 23.750.000
2 230.000 5.750.000 12.000.000 18.000.000
3 210.000 5.250.000 17.250.000 12.750.000
4 170.000 4.250.000 21.500.000 8.500.000
5 140.000 3.500.000 25.000.000 5.000.000

1 komentar: